Selasa, 17 Februari 2015

Semua Karena DIA

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Semoga kalian yang sedang online blogger dalam keadaan sehat wal'afiat ya aamiin.

Disini aku cuma berbagi cerita, dari pengalaman sampai membahas suatu proses perubahan. Ya inilah cerita dan kisahku. Aku sebagai anak perempuan yang kini sudah berusia 17 tahun, pasti memiliki berbagai dan sekelumit masalah dalam kehidupanku, ya itu sudah pasti. Oke dimulai, dulu aku adalah anak yang nakal, tidak pernah mendengarkan nasehat kedua orang tuaku, dan yang pasti hidupku acak-acakan sekali waktu itu. Main keluar rumah bahkan aku pernah pulang jam setengah sepuluh dan waktu malam tahun baru aku bahkan pulang pada jam (gila) ya sebut saja begitu karena aku pulang ke rumah waktu itu pukul 01.35 WIB. Oke sangat gila, atau kurang gila?

Saat itu aku memang cenderung dibebaskan, bahkan aku sempat bergonta ganti pacar, ya PACAR. Dari yang baik ada, yang agak baik ada, yang buruk ada, yang paling buruk sudah pasti ada, dan biasanya aku dulu cenderung suka dan tertarik dengan laki-laki yang nakal, sebut saja dengan badboy. Entah apa yang membuatku tertarik akan semua hal itu. Dari nikmatnya bergonta ganti pasangan dan keindahan momennya. Sempat aku sangat mencintai pacarku, lalu karena suatu hal ia memutuskanku, dan apa yang terjadi? Dia mengembalikan semua barang-barang yang sudah aku  beri untuknya tepat malam hari didepan terasku, aku yang mengetahuinya setelah dia mengirim pesan ke ponselku langsung sontak nangis dan histeris tak karuan, mungkin setan telah merasukiku hingga ibuku menenangkanku malam itu.

Dulu aku pacaran sering main, sering sekali sampai mana-mana dan menyusuri sudut kota, rasanya bahagia dan senang. Oke kadang aku sempat terlintas bahwa yang sedang aku pacari ini adalah suamiku kelak, dan itu sangat lucu. Itu hanyalah khayalan anak ingusan sepertiku dulu. Pada tahun 2012, aku masih belum mengerti sepenuhnya tentang dunia, yang aku pikirkan hanyalah bersenang-senang dengan semua orang. Sama sekali belum ada tanggung jawab yang harus aku penuhi selama aku masih hidup ini. Tak pernah terbesit sedikitpun untuk mendekatkan diri dengan rumah, apalagi Sang Illahi, naudzubillah.

Aku pacaran dan pacaran lagi, memang hidupku kala itu hanya terisi pacaran. Sekolah pun aku tidak terlalu memikirkannya. Bahkan tak sedikit pula yang mengejudge dengan berbagai asumsi kotor, hina, dan menyinggung perasaan, tapi aku tak pernah ambil pusing. Jika iya pun aku bahkan hanya akan merenung menyesali betapa jijiknya aku, sudah, setelah itu aku pasti berpacaran lagi dan siap akan segala asumsi kotor itu lagi. Aku mengerjakan shalat, bahkan mengaji juga walau diriku sendiri belum menyadari seberapa busuknya kehidupanku waktu itu. Pada tahun 2013, aku bahkan ganti pacar lagi saat awal masuk SMA, bagiku itu sangat menantang, petualangan yang hanya bisa aku rasakan sendiri, ya memang seperti itu kenyataannya. Lagi-lagi pikiranku selalu terbesit bahwa pacar yang sedang bersamaku kini kelak akan menjadi calon imam yang baik yang bisa membimbing keluarga dengan keharmonisan dan bla bla bla segala. Entah mungkin aku terlalu cepat dewasa padahal anak-anak seusiaku saat itu acuh tak acuh akan hal yang selalu aku 'gandrungi' itu.

Sampai tahun belakangan ini, hidupku semakin berubah. Mungkin Allah sudah membukakan jalan dan arah yang lebih baik untukku. Aku semakin sadar akan perubahan yang besar dalam hidupku. Pikiranku semakin terbuka rasanya, setiap malam yang dulu hanya ku isi dengan sms/chat dengan lawan jenis kini berubah pada suatu history yang disitu menunjukkan aku sedang mencari berbagai ilmu agama lewat ponsel. Mulai dari situ aku makin banyak bertanya apa arti sesungguhnya kehidupan. Mulai mempelajari Al Qur'an kalam Allah, dan semakin takut akan semua dosa yang dulu pernah aku perbuat. Aku jadi selalu ingin tahu tentang apa itu Islam, apa itu Hadits, apa itu QS Al Isra, apa itu Ayat Kursi, apa saja yang diharamkan untuk dimakan, bolehkah wanita berhias dan masih banyak lagi. Mungkin caranya memang acak-acakan tapi semua butuh proses tidak secara instan.

Sampai pada saat ini, aku sudah sangat mantap ingin berhijrah, segala hal yang buruk aku ingin tinggalkan, segala perintahNya ingin sekali aku penuhi rasanya, karena aku ingin merasakan hijaunya surga Allah yang katanya lebih indah dari apapun. Aku jadi makin takut akan wanita yang ditusuk kemaluannya dengan besi panas asal neraka karena suka berzina, aku semakin takut akan wanita yang rambutnya diikat lalu tubuhnya dipanggang diatas bara api neraka karena sewaktu di dunia ia tak ingin mengenakan jilbab yang sudah Allah dan Rasulullah perintahkan, dan disaat itulah aku semakin takut. Mulai dari menutup aurat, yang tadinya aku bercelana jeans ketat, baju ketat walaupun panjang tapi tetap mengenakan jilbab, tapi ternyata dadaku saat itu belum tertutup, dan aku melakukan dosa besar.

Akhirnya aku memutuskan untuk benar-benar berhijrah di jalan Allah, semua ku tinggalkan demi DIA. Karena ayahku seorang ustadz juga maka dari itu aku tak ingin ayahku diseret di neraka karena kelakuanku yang kotor waktu itu. Sekarang aku selalu memakai rok, kerudung selalu aku panjangkan, baju panjang yang longgar dan tidak ketat, dan kemana-mana selalu pakai kaos kaki agar kaki tidak terlihat, mungkin seperti itulah yang dinamakan hijab secara syar'i, mudah-mudahan aku selalu seperti itu mulai dari sekarang. Aku juga sedang menahan gejolak ingin berzina. Ya, zina mata, hati, telinga, lisan, dan pikiran. Memang susah, bahkan bagiku sangat susah tapi aku ikhlas karena semua aku lakukan demi Allah. Bahkan kini aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan pernah pacaran mulai detik ini, karena selain dosa aku juga telah mempelajari QS Al Isra ayat 32, alhamdulillah.

Jika ada laki-laki yang menyukaiku aku tak mungkin menerimanya, bahkan jika dia mengajak berpacaran, lebih baik aku menjauh.
Jadi itulah sepenggal kisah kasihku, yang awalnya sangat menjijikkan hingga aku sedang proses berhijrah ke jalan Allah. Hanya DIA satu-satunya yang aku tuju, tak ada harapan lain yang lebih aku harapkan selain DIA. Bukan aku sok suci atau aku tanpa dosa, bahkan bisa saja dosaku lebih banyak daripada dosa kalian, semoga perubahan selalu mencari ke arah kebaikan, karena perubahan yang menuju arah kebaikan itu adalah dari ALLAH SWT. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh